PENGERTIAN KONSERVASI
(MENURUT BEBERAPA AHLI)
LARSEN (1994)
KONSERVASI ADALAH SUATU TINDAKAN UNTUK MEMELIHARA SEBANYAK MUNGKIN SECARA UTUH SUATU BANGUNAN BERSEJARAH YANG ADA MELALUI CARA PERBAIKAN TRADISIONAL
ATAU MODERN
MARQUIS-KYLE &WALKER. (1996)
KONSERVASI ADALAH UPAYA UNTUK MENGEFISIENKAN PENGGUNAAN DAN MENGATUR
ARAH PERKEMBANGAN DI MASA YANG AKAN
DATANG DARI SUATU BANGUNAN
ASWORTH, (1991)
KONSERVASI ADALAH MANAJEMEN PERUBAHAN FUNGSI DAN BENTUK DARI
SUATU BANGUNAN
THE BURRA CHARTER FOR THE CONSERVATION OF PLACE
OF CULTURAL SIGNIFICANCE
(1981)
KONSERVASI ADALAH SEGENAP
PROSES PENGELOLAAN SUATU TEMPAT AGAR MAKNA KULTURAL YANG DIKANDUNGNYA TERPELIHARA DENGAN BAIK.
PEMELIHARAAN MELIPUTI ASPEK YANG SANGAT LUAS YANG DISESUAIKAN DENGAN SITUASI DAN
KONDISI SETEMPAT
LARKHAM PETER
J (1996)
KONSERVASI ADALAH SUATU BENTUK USAHA UNTUK MEMIKIRKAN, MELESTARIKAN, MELINDUNGI DAN MEMANFAATKAN SUMBER DAYA SUATU
TEMPAT, SEHINGGA MAKNA DARI TEMPAT TERSEBUT DAPAT DIPERTAHANKAN
PIAGAM PELESTARIAN PUSAKA INDONESIA (2003)
KONSERVASI ADALAH :
UPAYA PENGELOLAAN PUSAKA
MELALUI KEGIATAN PENELITIAN,
PERLINDUNGAN, PEMELIHARAAN, PEMANFAATAN DAN/ATAU PENGEMBANGAN SECARA SELEKTIF UNTUK
MENJAGA KESINAMBUNGAN, KESERASIAN, DAN DAYA DUKUNGNYA
DALAM MENJAWAB DINAMIKA JAMAN
UNTUK MEMBANGUN KEHIDUPAN BANGSA YANG LEBIH BERKUALITAS.
KONSERVASI ADALAH :
SEMUA
PROSES PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN YANG TERENCANA DENGAN BAIK YANG MELIBATKAN
MASYARAKAT SECARA AKTIF DALAM SUATU PROSES PARTISIPATIF UNTUK MEMELIHARA
WARISAN BUDAYA, ALAM DAN SAUJANA SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA MAKNA ATAU NILAI YANG
TERKANDUNG DI DALAMNYA YANG MELIPUTI SEMUA ASPEK, ANTARA LAIN BERUPA NILAI
KEINDAHAN, SEJARAH, KEILMUAN, EKONOMI ATAU NILAI SOSIAL YANG DIPERSEMBAHKAN
UNTUK GENERASI LAMPAU, MASA KINI DAN MASA MENDATANG AKAN DAPAT TERPELIHARA
DENGAN BAIK
DENGAN ADANYA PENGERTIAN KONSERVASI SEPERTI TERSEBUT
DI ATAS, MAKA :
PUSAKA
YANG KITA TERIMA DARI
GENERASI-GENERASI SEBELUMNYA SANGAT PENTING SEBAGAI LANDASAN DAN MODAL AWAL BAGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT INDONESIA DI MASA DEPAN, KARENA ITU HARUS DITERUSKAN KEPADA GENERASI BERIKUTNYA DALAM KEADAAN BAIK, TIDAK BERKURANG NILAINYA, BAHKAN JIKA MUNGKIN DITINGKATKAN, UNTUK MEMBENTUK PUSAKA MASA DATANG.
PENGERTIAN PELESTARIAN
(KONSERVASI)
CAGAR BUDAYA
UU CAGAR
BUDAYA NO 11 TAHUN 2010
ADALAH UPAYA DINAMIS UNTUK MEMPERTAHANKAN KEBERADAAN CAGAR
BUDAYA DAN NILAINYA DENGAN CARA :
1.
MELINDUNGI
2.
MENGEMBANGKAN
3.
MEMANFAATKANNYA
PERLINDUNGAN
ADALAH UPAYA UNTUK MENCEGAH DAN MENANGGULANGI DARI KERUSAKAN,
KEHANCURAN ATAU KEMUSNAHAN DENGAN
CARA :
1.
PENYELAMATAN
2.
PENGAMANAN
3.
ZONASI
4.
PEMELIHARAAN
5.
PEMUGARAN CAGAR BUDAYA
PENYELAMATAN :
ADALAH
UPAYA MENGHINDARKAN DAN/ATAU MENANGGULANGI CAGAR BUDAYA DARI KERUSAKAN, KEHANCURAN, ATAU KEMUSNAHAN
PENGAMATAN :
ADALAH
UPAYA MENJAGADAN MENCEGAH CAGAR BUDAYA DARI ANCAMAN DAN/ATAU GANGGUAN
ZONASI :
ADALAH
PENENTUAN BATAS BATAS KERUANGAN
SITUS CAGAR BUDAYA DAN KAWASAN
CAGAR BUDAYA SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
PEMELIHARAAN :
ADALAH
UPAYA MENJAGA DAN MERAWAT AGAR KONDISI FISIK CAGAR BUDAYA TETAP LESTARI
PEMUGARAN :
ADALAH
UPAYA UNTUK PENGEMBALIAN KONDISI FISIK BENDA CAGAR BUDAYA, BANGUNAN CAGAR BUDAYA, DAN
STRUKTUR CAGAR BUDAYA YANG RUSAK SESUAI DENGAN KEASLIAN BAHAN, BENTUK, TATA LETAK, DAN/ATAU TEKNIK PENGERJAAN UNTUK MEMPERPANJANG USIANYA
PENGEMBANGAN :
ADALAH PENINGKATAN POTENSI NILAI, INFORMASI, DAN
PROMOSI CAGAR BUDAYA SERTA PEMANFAATANNYA
MELALUI :
1. PENELITIAN
Penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan menurut
kaidah dan metode yang sistematis
untuk memperoleh informasi, data, dan
keterangan bagi kepentingan Pelestarian Cagar Budaya, ilmu
pengetahuan, dan pengembangan kebudayaan
2.
REVITALISASI
Revitalisasi adalah kegiatan
pengembangan yang ditujukan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai penting Cagar
Budaya dengan penyesuaian fungsi
ruang baru yang tidak bertentangan
dengan prinsip pelestarian dan nilai
budaya masyarakat.
3.
ADAPTASI
Adaptasi adalah upaya pengembangan
Cagar Budaya untuk kegiatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masa kini dengan
melakukan perubahan terbatas yang tidak akan mengakibatkan kemerosotan nilai
pentingnya atau kerusakan pada bagian yang mempunyai nilai penting.
Semua dilakukan secara
berkelanjutan serta tidak bertentangan dengan tujuan pelestarian
PEMANFAATAN :
ADALAH PENDAYA GUNAAN CAGAR BUDAYA UNTUK KEPENTINGAN SEBESAR BESARNYA KESEJAHTERAAN RAKYAT DENGAN TETAP MEMPERTAHANKAN KELESTARIANNYA
TUJUAN PELESTARIAN CAGAR BUDAYA UU
CAGAR BUDAYA NO 11 TAHUN 2010
a. melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat
manusia;
b.
meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui Cagar Budaya;
c.
memperkuat
kepribadian bangsa;
d.
meningkatkan kesejahteraan rakyat; dan
e. mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional.
JENIS KONSERVASI
(PELESTARIAN)
THE BURRA CHARTER FOR THE CONSERVATION OF PLACE OF
CULTURAL
SIGNIFICANCE (1981)
PRESERVASI :
MEMPERTAHANKAN BAHAN SEBUAH TEMPAT DALAM KONDISI EKSISTING DAN MEMPERLAMBAT PELAPUKAN ATAU PELESTARIAN
SUATU TEMPAT PERSIS SEPERTI KEADAAN
ASLINYA TANPA ADA
PERUBAHAN, TERMASUK DIDALAMNYA ADA USAHA PENCEGAHAN PENGHANCURAN
PRESERVASI
•RESTORASI/REHABILITASI :
•MENGEMBALIKAN SUATU TEMPAT PERSIS SEPERTI KEADAAN SEMULA
DENGAN MENGHILANGKAN TAMBAHAN- TAMBAHANDAN MEMASANG
KOMPONEN SEMULA TANPA MENGGUNAKAN BAHAN BARU
• RESTORASI : MENGEMBALIKAN BAHAN EKSISTING SEBUAH
TEMPAT PADA KEADAAN SEMULA SEBAGAIMANA YANG DIKETAHUI
DENGAN MENGHILANGKAN TAMBAHAN ATAU DENGAN MENIRU KEMBALI KOMPONEN EKSISTING TANPA MENGGUNAKAN MATERIAL BARU
RESTORASI
•REKONSTRUKSI
•ADALAH MENGEMBALIKAN SUATU
TEMPAT SEMIRIP MUNGKIN DENGAN
KEADAAN SEMULA, DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN LAMA MAUPUN BARU
•MENGEMBALIKAN SUATU TEMPAT PADA KEADAAN SEMULA SEBAGAIMANA
YANG DIKETAHUI DAN DIBEDAKAN DARI RESTORASI DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL BARU
SEBAGAI BAHAN
REKONSTRUKSI
•ADAPTASI/REVITALISASI
:
•ADALAH
PERUBAHAN SUATU TEMPAT AGAR DAPAT DIGUNAKAN UNTUK FUNGSI YANG
LEBIH SESUAI DENGAN TIDAK
MENUNTUT PERUBAHAN DRASTIS ATAU HANYA MEMERLUKAN SEDIKIT DAMPAK MINIMAL
•MEMODIFIKASI SUATU
TEMPAT UNTUK DISESUAIKAN PEMANFAATAN EKSISTING ATAU PEMANFAATAN
YANG DIUSULKAN
REVITALISASI
•DEMOLISI
•ADALAH
PENGHANCURAN ATAU PEROMBAKAN SUATU
BANGUNAN
YANG SUDAH RUSAK ATAU MEMBAHAYAKAN
 |
|||
Lingkup Pelestarian/Konservasi Cagar Budaya :
UU CAGAR BUDAYA NO 11 TAHUN 2010
Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Cagar
Budaya di darat dan di air.
1. OBYEK BERSIFAT ALAMIAH
DAN BUATAN MANUSIA
2. OBYEK TUNGGAL (SATU BANGUNAN) MAUPUN
JAMAK (KAWASAN/KOTA)
3. BERUPA BANGUNAN MAUPUN STREET FURNITURE YANG ADA DI SEKITARNYA
4. OBYEK MILIK INDIVIDU MAUPUN MILIK UMUM (MASYARAKAT)
BANGUNAN
PELESTARIAN KAWASAN ALAMIAH
LATAR
BELAKANG:
SEMAKIN KRITISNYA KETERSEDIAAN CADANGAN AIR BERSIH, UDARA BERSIH
SERTA SEMAKIN BUTUHNYA MANUSIA AKAN AREA REKREASI
TUJUAN :
MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN EKOLOGI BERSEJARAH YANG TELAH
MEMUNGKINKAN TERJADINYA URBANISASI. KARENA MASA LALU YANG ALAMIAH SAMA PENTINGNYA
DENGAN MASA LALU YANG TERBANGUN
PELESTARIAN KAWASAN KOTA DAN DESA
PELESTARIAN KOTA DAN DESA SECARA
KESELURUHAN SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI MEMPUNYAI ARTI PENTING BAGI WARGANYA
UNTUK BISA MENGENAL SEJARAH PERTUMBUHAN KOTA DAN AKAN MEMBERI KESEMPATAN
BAGI WARGANYA UNTUK MERASAKAN RUANG RUANG, BENTUK
BENTUK KOTA YANG UNIK BAGI REGION REGION DAN PERIODE SEJARAH TERTENTU
MANAHAN
LAWEYAN
BANJARSARI PECINAN
MANGKUNEGARAN KRATON
KASUNANAN
PELESTARIAN GARIS CAKRAWALA / SKY LINE
SKY LINE
KAWASAN
PELESTARIAN KAWASAN DISTRIK DAN LINGKUNGAN PERUMAHAN
KAWASAN LAWEYAN
PELESTARIAN KAWASAN WAJAH JALAN
PELESTARIAN WAJAH JALAN MENCAKUP WAJAH BANGUNAN,
JALAN, TROTOAR SERTA STREET
FURNITUR NYA. BIASANYA DITERAPKAN PADA KAWASAN
KAWASAN YANG DIANGGAP UNIK,
BERSEJARAH DAN PENTING. BIASANYA DENGAN TEKNIK FASADE EASEMENT
(HAK ATAS MUKA BANGUNAN) YAITU PEMILIK MELEPAS HAK UNTUK MEMODIFIKASI MUKA BANGUNAN TANPA IJIN. MUKA TETAPDALAM BANGUNAN BISA BERUBAH
CONTOH KAWASAN
WAJAH JALAN MALIOBORO
CAGAR BUDAYA
UU CAGAR BUDAYA NO 11 TAHUN 2010
PENGERTIAN
Adalah warisan budaya bersifat
kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar
Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air
yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui
proses penetapan.*)
 |
KRITERIA CAGAR BUDAYA
Benda, Bangunan, dan Struktur
a. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih.
b. Mewakili masa gaya
paling singkat berusia 50 tahun.
c. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan.
d. Memiliki nilai budaya
bagi penguatan kepribadian.
Benda Cagar Budaya
Adalah
benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak,
berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang
memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.
Benda Cagar Budaya dapat
berupa :
a. Benda alam dan/atau benda buatan manusia
yang dimanfaatkan oleh manusia, serta
sisa-sisa biota yang dapat
dihubungkan dengan kegiatan manusia dan/atau dapat dihubungkan dengan sejarah manusia;
b. Bersifat bergerak atau tidak bergerak; dan
c. Merupakan kesatuan
atau kelompok.
Bangunan Cagar
Budaya
Adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak
berdinding, dan beratap.
Bangunan Cagar Budaya dapat:
a.
Berunsur tunggal atau banyak; dan/atau
b.
Berdiri bebas atau menyatu
dengan formasi alam.
Struktur Cagar Budaya
Adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau
benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu
dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia.
Struktur Cagar Budaya dapat:
a.
Berunsur tunggal atau banyak; dan/atau
b.
Sebagian atau seluruhnya menyatu dengan formasi alam.
Situs Cagar Budaya
Adalah lokasi yang berada di darat
dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti
kejadian pada masa lalu.
Situs
Lokasi dapat ditetapkan
sebagai Situs Cagar Budaya apabila:
a.
Mengandung Benda
Cagar Budaya, Bangunan Cagar
Budaya,
dan/atau Struktur Cagar
Budaya
b.
Menyimpan
informasi kegiatan manusia pada masa lalu.
Kawasan Cagar Budaya
Adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs
Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri
tata ruang yang khas.
Kawasan Cagar Budaya
Satuan
ruang geografis dapat ditetapkan sebagai apabila:
a. Mengandung 2
(dua) Situs Cagar Budaya atau lebih
yang letaknya berdekatan;
b. Berupa
lanskap budaya hasil bentukan
manusia berusia paling sedikit 50 (lima puluh)
tahun;
c.
Memiliki pola yang memperlihatkan fungsi ruang pada
masa lalu berusia paling
sedikit
50 (lima puluh) tahun;
d. Memperlihatkan
pengaruh manusia masa lalu pada proses pemanfaatan
ruang berskala luas;
e.
Memperlihatkan bukti pembentukan lanskap budaya
f.
Memiliki lapisan tanah terbenam yang mengandung
bukti kegiatan manusia
atau
endapan fosil.
CONTOH KAWASAN CAGAR
BUDAYA
KRITERIA UNTUK MENENTUKAN BANGUNAN
CAGAR BUDAY (Widya Wijayanti,
2011)
1.
NILAI SEJARAH
1.1 Tempat berlangsungnya
peristiwa bersejarah, seperti: perundingan dg penjajah, lokasi pertempuran,
dicanangkannya perubahan besar, dsb., dan/atau
1.2
Keterkaitan
dengan/bagian dari perubahan atau capaian dalam sejarah (bangunan itu sendiri membuat sejarah), seperti setasiun
pertama, kantor layanan pos yang pertama, bangunan PADM, gas, dsb, dan/atau
1.3
Keterkaitan dengan kehidupan orang/tokoh dalam
sejarah,
1.4
Keterkaitan dengan pembangunan/arsitek,
1.5
Keterkaitan dengan proses produksi pada masanya
2
|
NILAI
|
SOSIAL
|
||
2.1
|
Seberapa
|
jauh
|
bangunan
|
tersebut
|
dimaknai sebagai tempat kegiatan
tertentu yang
melibatkan
masyarakat atau sekelompok orang.
2.2 Peran sebagai unsur pembentuk citra
kota/kawasan. Seberapa jauh bangunan
berperan sebagai acuan arah masyarakat dan/atau peran dalam ruang kota
(pembentuk, pengisi, penanda, dsb)
3.
NILAI ARSITEKTUR
3.1
Perpaduan bentuk,
struktur, dan bahan. Bagaimana unsur-unsur tersebut dipadukan dengan
prinsip-prinsip desain arsitektur, seperti skala, proporsi, harmoni, dsb, yang
sebagian ditentukan oleh langgam/ semangat
zamannya.
3.2
Perpaduan bangunan
dengan tapaknya. Seberapa tinggi kualitas perpaduan bangunan dan tapaknya;
3.3 Kekriyaan. Seberapa
tinggi kualitas kekriyaan
dan pertukangan
bangunan tersebut;
3.4 Kelangkaan dan/atau keterwakilan dalam hal
tipologi bangunan,
langgam.
4.
NILAI ILMU
4.1
Kandungan benda
arkeologis, yaitu keberadaan dan/atau diduga keberadaan tinggalan arkeologis
pada lokasi
4.2
Capaian teknologi
setelah proses pencarian yang berlangsung panjang dalam sejarah perkembangan
arsitektur/enjinering. Contoh: Pasar Johar merupakan puncak pencarian bangunan yang menyelesaikan masalah penghawaan,
penerangan, dan perancangan ruang kegiatan, dan/atau
4.3
Nilai kepeloporan
dan/atau kebaruan, Seberapa jauh bangungan/karya arsitektur memperlihatkan
kebaharuan pada masanya dan/atau menjadi pelopor yang diikuti oleh
arsitek/karya arsitektur lain sesudahnya.
5. NILAI KEASLIAN BENTUK
dan/atau PEMANFAATAN
Seberapa besar komponen dan /atau bagian asli bangunan masih bertahan,
dan/atau bagaimana pemanfaatannya masih merupakan kesinambungan dari
pemanfaatan semula.
PROSES KONSERVASI
PROSES KONSERVASI BANGUNAN
PERSYARATAN TEKNIS (UMUM)
1.
TERSEDIANYA
DOKUMENTASI (FOTO, SKETSA,
PERENCANAAN, PERANCANGAN, AS-BUILT DRAWINGS)
YANG MEMADAI TENTANG BANGUNAN DAN LINGKUNGANNYA
2. CARA PENGERJAAN
TIDAK MERUSAK/NON DESTRUKTIF
3.
DIPERLUKAN KETERLIBATAN
PARA AHLI YANG KOMPETEN SESUAI TIME
SCHEDULE DAN ANGGRAN YANG
TERSEDIA
PRINSIP DASAR KONSERVASI BANGUNAN
(Badan Pelestarian Pusaka
Indonesia, 2011)
1.
MEMPERPANJANG USIA BANGUNAN
2.
MENJAGA KUALITAS KESEJARAHAN ATAU KEISTIMEWAAN BANGUNAN
3.
DAPAT MEMANFAATKAN BANGUNAN SEMAKSIMAL MUNGKIN (UNTUK SAAT INI MAUPUN MASA MENDATANG)
TANPA MENGURANGI ATAU MENGHILANGKAN KEISTIMEWAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGANNYA. PEMANFAATAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGANNYA HARUS SESUAI DENGAN
KARAKTERNYA (SIGNIFICANCE OF PLACE)
4.
KONSERVASI HARUS MENGHORMATI KARAKTER BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DAN BERUPAYA
MEMPERKUAT KARAKTER
TERSEBUT.
5.
KEGIATAN KONSERVASI HARUS REALISTIS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MATERIAL , BIAYA, TEKNIS LAPANGAN.
6.
SETTING
BANGUNAN , BAHAN BANGUNAN DAN LINGKUNGANNYA
HARUS DIKAJI, DIPERTIMBANGKAN, DIHORMATI
DAN SEMAKSIMAL MUNGKIN DILESTARIKAN.
7.
SEMINIMAL
MUNGKIN ADANYA INTERVENSI FISIK, JIKA
ADA PENGGANTIAN HARUS MENGGUNAKAN
BAHAN YANG SAMA.
8.
SISTEM
PENGELOLAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGANNYA HARUS
EFEKTIF DALAM JANGKA
PANJANG
9.
KONSERVASI HARUS BERDASAR DOKUMENTASI YANG AKURAT
10.
BANGUNAN HARUS DIJAGA AGAR TIDAK MENGALAMI
KERUSAKAN LEBIH LANJUT (BAHAN DAN STRUKTUR
HARUS DIKONSOLIDASI AGAR TETAP BAIK DAN UTUH
PROSES PENETAPAN BANGUNAN YANG AKAN DIKONSERVASI
|
|
|||||||||||||
INVENTARISASI DATA
DATA BANGUNAN
§NAMA BANGUNAN
§LOKASI
§TAHUN PENDIRIAN
§SEJARAH PENDIRIAN
§SEJARAH
PEMANFAATAN BANGUNAN
§PERISTIWA BERSEJARAH YANG PERNAH TERJADI DI BANGUNAN TERSEBUT
§SEJARAH
PELESTARIAN
§KARAKTERISTIK
ARSITEKTUR
§ARSITEK DAN
KONTRAKTOR
§KONDISI BANGUNAN
SEKARANG
§FOTO BANGUNAN
(DULU DAN SEKARANG)
§GAMBAR DENAH,
TAMPAK, POTONGAN
§KERUSAKAN DAN
PERUBAHAN YANG TERJADI
 |
|||
 |
|||
IDENTIFIKASI AWAL
|
INVENTARISASI DATA
|
PENETAPAN OBYEK
|
|
DIAGRAM PROSES KONSERVASI BANGUNAN
PROSES KONSERVASI BANGUNAN
I. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
1.
RENCANA DAN PENELITIAN :
a.
ANALISIS DAN EVALUASI AWAL:
MENENTUKAN
KONDISI YANG ADA PADA BANGUNAN DAN TAPAKNYA
TERMASUK KEKUATAN STRUKTUR
BANGUNAN
b.
PROGRAM RUANG :
MENENTUKAN RENCANA PEMANFAATAN
RUANG, BANGUNAN DAN TAPAKNYA
c.
STUDI KELAYAKAN
:
PERATURAN BANGUNAN, EKONOMI, TEKNIS KONSERVASI
d.
DOKUMENTASI :
FOTO, GAMBAR TERUKUR (JIKA MUNGKIN DIBANDINGKAN
DENGAN GAMBAR
RENCANA ASLINYA)
e.
PENELITIAN SEJARAH
MEMPELAJARI
DAN MENYIAPKAN LAPORAN BERISI DAN DATA LAINNYA
YANG BERKAITAN DENGAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGANNYA, SEJARAH ARSITEKTUR DAN PEMBANGUNANNYA
SERTA PERSONIL YANG TERLIBAT
DI DALAMNYA DI MASA LALU.
f.
PENELITIAN ARKEOLOGI
:
MENELITI
BANGUNAN DAN LINGKUNGAN OBYEK (PROYEK) UNTUK MENEMUKAN, MERESTORASI DAN
MENGKAJI ARTEFAK YANG BERHASIL DIGALI.
g.
PENELITIAN TEKNIS :
MENGANALISIS
BANGUNAN BERDASAR SEJARAH DAN ARKEOLOGIS UNTUK
MENGETAHUI ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN
ASLI DAN TAMBAHAN LENGKAP DENGAN URUTAN
PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN YANG PERNAH TERJADI DI MASA LALU.
h.
PRA RENCANA :
MENYIAPKAN
GAMBAR DAN DOKUMEN LAINNYA UNTUK MEMBERIKAN GAMBARA TENTANG UPAYA
PELESTARIAN DAN HASIL AKHIRNYA TERMASUK RENCANA PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN, KONSEP TEKNIS, ALTERNATIF DESAIN DAN HAL
LAINNYA YANG DIPERLUKAN UNTUK KONSERVASI
BANGUNAN TERSEBUT.
i.
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB):
UNTUK PENETAPAN BIAYA PROYEK
YANG HARUS DI SEDIAKAN
j.
LAPORAN PENDAHULUAN :
BERISI TENTANG SEMUA
PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DI ATAS DIHIMPUN DALAM SATU LAPORAN
PELESTARIAN. LAPORAN INI DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI
DOKUMEN PERIJINAN.
II. PERANCANGAN
1.
DOKUMEN
PERANCANGAN YANG BERISI : TAPAK, DENAH, TAMPAK, POTONGAN, DETAIL, RENCANA, PENGEMBANGAN DISAIN, SERTA TEKNIK- TEKNIK KHUSUS PADA PENANGANAN BAHAN TERTENTU DAN TEKNIK TERAPANNYA.
2.
DOKUMEN
PERANCANGAN YANG BERISI : STRUKTUR,
MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, PLUMBING SERTAPENGOLAHAN TAPAK/LANSEKAP.
3.
DOKUMEN RENCANA
KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) MENCAKUP
BAHAN,
DIMENSI, KUALITAS PEKERJAAN DAN CARA-CARA
PELAKSANAANNYA.
4.
DOKUMEN RENCANA
ANGGARAN BIAYA
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN KONSERVASI BANGUNAN
PERSYARATAN
PELAKSANAAN (PEMBANGUNAN)
a.
PERSYARATAN UMUM
-
PENGERJAAN
DILAKUKAN SETELAH SEMUA PERSYARATAN DI ATAS KOMPLIT, KALAU
TIDAK MERUPAKAN
PERUSAKAN SISTIMATIS ATAS
NAMA PELESTARIAN.
-
DOKUMEN
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
DISERAHKAN KEPADA KONTRAKTOR UNTUK DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN WAKTU DAN BIAYA YANG DISEPAKATI.
b.
DOKUMEN PELAKSANAAN
-
DOKUMEN
PELAKSANAAN YANG BERISI : SELURUH
DOKUMEN PELAKSANAAN TERMASUK GAMBAR
KERJA DAN SPEK TEKNIS, TIME SCHEDULE
-
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
-
DOKUMEN LELANG/PERSETUJUAN OLEH PEMILIK PROYEK,
PERSETUJUAN PENUNJUKAN KONTRAKTOR
YANG MEMENUHI PERSYARATAN PEKERJAAN PELESTARIAN.
c.
MASA PELAKSANAAN
-
PENGAWASAN SEMASA PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN (KONDISI BANGUNAN SAAT
PELAKSANAAN, PENGUJIAN BAHAN DAN KEKUATANNYA, TEKNIK KONSTRUKSI. DIBUAT DOKUMEN PELAPORAN PELAKSANAAN (SESUAI KONTRAK) DI SETIAP AKHIR TAHAPAN.
-
ADMINISTRASI
KONTRAK YAITU BERISI ULASAN SHOP DRAWING,
MENYETUJUI CONTOH BAHAN DAN PEKERJAAN KHUSUS, MENYETUJUI SERTIFIKAT PEMBAYARAN, PERUBAHAN PESANAN SESUAI
PERSETUJUAN PEMBERI TUGAS. DISAAT AKHIR
PROYEK HARUS DISIAPKAN DOKUMEN AS BUILT DRAWING,
RENCANA KONSERVASI PASCA PEMBANGUNAN
(PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN), LAPORAN AKHIR PROYEK UNTUK ARSIP PEMBERI TUGAS.
URUTAN KERJA
PELESTARIAN :
1.
PAHAMI, TELAAH
DAN KAJI KONDISI BANGUNAN DAN LINGKUNGANNYA DARI BERBAGAI ASPEK
2.
LINDUNGI BANGUNAN DARI PENGARUH CUACA SEBELUM MEMULAI PEKERJAAN
3.
TANGANI DAHULU BAGIAN ATAP DAN DINDING TERLUAR
4.
TANGANI LANTAI PALING ATAS DAN KEMUDIAN BARU
KE BAWAH
5.
TANGANI ELEMEN ELEMEN
STRUKTURAL DAN ARSITEKTURAL
POLA DAN TATA
URUTAN PELAKSANAAN/PEMBANGUNAN /BANGUNAN KONSERVASI
I. PENATAAN RUANG :
1.
BANGUNAN LAMA DAN BARU
a)
JIKA DIBANGUN RUANG BARU , HARUS MELALUI KAJIAN
PROGRAM RUANG SECARA
KOMPREHENSIF
b) PEMBANGUNAN
RUANG BARU HARUS BERDASAR KEBUTUHAN MENDESAK
DAN BERSIFAT JANGKA PANJANG
c)
RUANG BARU HARUS MEMPERHATIKAN SKALA, BESARAN MASSA,
PROPORSI, BAHAN, WARNA, TEKSTUR , LAYOUT, SERTA ORIENTASI DARI BANGUNAN YANG SUDAH ADA (BANGUNAN LAMA)
d) LANGGAM
GAYA BANGUNAN BARU (TAMBAHAN) HARUS MEMPERKHATIKAN KESERASIANNYA DENGAN KARAKTER BANGUNAN LAMA
(TIDAK HARUS SAMA PERSIS DENGAN BANGUNAN LAMA)
e) JIKA PENAMBAHAN
BANGUNAN LAMA BERSIFAT SEMENTARA (TIDAK PERMANEN)
HARUS
MUDAH DIBONGKAR DENGAN TIDAK MERUSAK BANGUNAN LAMA.
2.
ORGANISASI RUANG :
a)
ORGANISASI
RUANG YANG LAMA HENDAKNYA DIPERTAHANKAN SEMAKSIMAL DAN SEOPTIMAL MUNGKIN
b)
JIKA
DIPERLUKAN ADANYA PERUBAHAN TATA RUANG, MAKA HARUS DIUPAYAKAN SEMAKSIMAL MUNGKIN TIDAK
DILAKUKAN ADANYA PEMBONGKARAN
DINDING, LANTAI, LANGIT-LANGIT, ATAP BANGUNAN
c)
PERUBAHAN
FUNGSI SEDAPAT MUNGKIN TIDAK
MENGGANGGU POLA SIRKULASI YANG SUDAH ADA
3.
POLA SIRKULASI
HARUS ADANYA FASILITAS AKSESBILITAS
BAGI PENYANDANG CACAT, PERLETAKANNYA HARUS MEMPERHATIKAN KEUNIKAN DAN KEISTIMEWAAN
BANGUNAN
4.
TATA HIJAU
DIPRIORITASKAN TANAMAN SETEMPAT DAN MUDAH PERAWATANNYA (LEBIH MEMPERKUAT KARAKTER KAWASAN)
II. ELEMEN BANGUNAN
1.
ATAP DAN ASESORINYA
a)
STRUKTUR ATAP ASLI HARUS DIPERHATIKAN SEMAKSIMAL MUNGKIN
b)
DIUSAHAKAN PERTAHANKAN KEMIRINGAN TAP SESUAI ALINYA
c)
JIKA ADA BAGIAN STRUKTUR ATAP YANG
RUSAK, PRIORITASKAN
MENGGANTI BAGIAN YANG RUSAK SAJA
d)
JIKA
TIDAK MEMUNGKINKAN MEMPERTAHANKAN STRUKTUR
ATAP LAMA MAKA UPAYAKAN MENGGANTIKAN DENGAN BAHAN BARU YANG SAMA DENGAN BAHAN YANG LAMA. JIKA TIDAK ADA BAHAN YANG SAMA
MAKA BOLEH MENGGUNAKAN BAHAN YANG BARU
e)
BAHAN
PENUTUP ATAP YANG ASLI HARUS DIPERTAHANKAN
, JIKA TIDAK TERDAPAT BAHAN YANG SAMA MAKA MENGGUNAKAN BAHAN YANG SEKARAKTER SESUAI DENAGAN SUSUSNAN, BENTUK, UKURAN, WARNA, TEKSTUR BAHAN
PENUTUP LAMA.
f)
DRAINASE ATAP HARUS BAIK (TIDAK TAMPIAS)
g)
JIKA
ADA AKSESORI ATAP LAMA HARUS DIPERTAHANKAN (MEMPERTAHANKAN KARAKTER LAMA)
2. LANGIT-LANGIT
a)
POLA,
BAHAN, WARNA, TEKSTUR DAN MOTIF LANGIT-LANGIT ASLI HARUS DIPERTAHANKAN SEMAKSIMAL MUNGKIN
b)
JIKA
HARUS DIGANTI, PERBAIKI BAGIAN YANG RUSAK
DENGAN YANG BARU SEJAUH MASI SEKARAKTER DALAM POLA, UKURAN,
BAHAN, WARNA, TEKSTUR DAN MOTIF YANG LAMA.
c)
JIKA
TERPAKSA MENGGUNAKAN BAHAN BARU MAKA
GUNAKANLAH BAHAN DENGAN MENIRU POLA, WARNA, TEKSTUR
DAN MOTIF YANG LAMA.
3.
DINDING
a)
DINDING HARUS DIUPAYAKAN UNTUK DIKEMBALIKAN SEPERTI BENTUK
SEMULA
b)
DIDINDING
BAGUNAN HARUS DIUPAYAKAN UNTUK BISA
“BERNAFAS”DENGAN MENGHINDARI PENGGUNAAN PLESTERAN SEMEN (PC) , KECUALI
JIKA SEJAK AWAL SUDAH
MENGGUNAKAN PC
c)
DIUPAYAKAN MENGGUNAKAN CAT NON ACRYLIC
(SUPAYA DINDING DAPAT
BERNAFAS)
d)
WARNA CAT ASLI HARUS DITELUSURI (MENGELUPAS CAT SAMPAI CAT DASAR)
e)
KEKUATAN DIDING
DIJAGA AGAR TIDAK TERKENA AIR SECARA
RUTIN ATAU BERKALA AGAR TIDAK MUDAH LAPUK
4. PINTU, JENDELA, KUSEN DAN ASESORIESNYA
a)
PINTU,
JENDELA, KUSEN DAN AKSESORIES YANG ASLI HARUS DIPERTAHANKAN
b)
JIKA
ASEKSORIES YANG LAMA HILANG DAPAT MENGGANTI DENGAN REPLIKA YANG SAMA
c)
UNTUK
ALASAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN, MAKA
ENGSEL, PEGANGAN PINTU/JENDELA, SISTEM KUNCI DAN
AKSESORIS LAINNYA DAPAT
DIGANTI DENGAN YANG BARU, SEJAUH KARAKTERNYA
MASIH SESUAI DENGAN KARAKTER
BANGUNAN SEUTUHNYA.
d)
WARNA PINTU, JENDELA,
KUSEN DIUPAYAKAN SESUAI WARNA ASLINYA
5. ORNAMEN
a)
ORNAMEN
BANGUNAN HARUS DIPERTAHANKAN SEMAKSIMAL
MUNGKIN (BENTUK, UKURAN, BAHAN, WARNA)
b)
JIKA
TERDAPAT ORNAMEN BANGUNAN YANG HILANG ATAU RUSAK, HARUS DIPERBAIKI DAN
ATAU DIGANTI DENGAN BAHAN,
BENTUK, DIMENSI DAN WARNA YANG
SAMA DENGAN YANG ASLI
c)
JIKA
BAHAN YANG SAMA SULIT DIDAPAT MAKA DAPAT DIGUNAKAN BAHAN YANG BARU
DENGAN WARNA, BENTUK, DIMENSI YANG SAMA DENGAN ASLINYA
6. MEKANIKAL/ELEKTRIKAL/PLUMBING/SISTEM PENCEGAH KEBAKARAN
a)
DILETAKKAN SEDEMIKIAN SEHINGGA TIDAK MERUSAK KEINDAHAN DAN KEKUATAN
BANGUNAN
b)
PERLETAKAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA MUDAH DALAM PERAWATANNYA
7.
FURNITURE
a)
PERABOT
BERSEJARAHDIPERTAHANKAN DAN DILETAKKAN DI LOKASI YANG SEBENARNYA
b)
PERABOT BARU
HARUS SERASI DARI ASPEK GAYA, SEKUALITAS DENGAN
KARAKTER BANGUNAN LAMA.
III. KONSERVASI AIR DAN ENERGI
1.
AREA TERBUKA HIJAU BANYAK
AREA RESAPAN AIR
2.
ELEMEN
LANSEKAP LUNAK (SOFTSCAPE) (BERUPA RUMPUT,
SEMAK DAN POHON HENDAKNYA YANG TIDAK BANYAK MEMERLUKAN AIR UNTUK PEMELIHARAANNYA.
3.
AIR KOTOR DARI BANGUNAN TIDAK DIBUANG KE SALURAN RIOL KOTA,
NAMUN DIBUANG DI SUMUR RESAPAN
4.
BANGUNAN
HARUS SEMAKSIMAL MUNGKIN MEMANFAATKAN VENTILASI
DAN PENCAHAYAAN ALAMI
5.
HINDARI
ELEMEN-ELEMEN YANG MENGHALANGI HAWA DAN CAHAYA
ALAM MASUK KE BANGUNAN
6.
HINDARI
PENGGUNAAN ENERGI YANG BOROS LISTRIK
IV.
PELAKU PELESTARIAN
1.
ARSITEK SEBAGAI TEAM LEADER
(MEMILIKI SERTFIKAT KEAHLIAN ARSITEK ATAU ARSITEK PELESTARIAN)
2.
SEJARAWAN YANG MENGUASAI SEJARAH ARSITEKTUR
3.
ARKEOLOG YANG AHLI DALAM BIDANG PELESTARIAN BANGUNAN
4.
AHLI TEKNIK (AHLI SIPIL BANGUNAN,
MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL, PLAMBING,
TEKNIK PENYEHATAN DAN AHLI TEKNIK LAINNYA SESUAI
KEBUTUHAN
5.
ARSITEK LANDSEKAP AHLI DIBIDANG PENATAAN LAHAN, PENGHIJAUAN, PERKERASAN, TANAMAN
BERSEJARAH, SERTA TEKNIK-TEKNIK
KONSTRUKSI LANSEKAP YANG SESUAI
DENGAN PELESTARIAN BANGUNAN LAMA.
6.
KONSERVATOR YAITU SEORANG ARSITEK ATAU ARKEOLOG
YANG KHUSUS MENANGANI
TEKNIK-TEKNIK PERAWATAN BAHAN KONSTRUKSI, SERTA MEMILIKI PENGETAHUAN
LUAS MENGENAI KERUSAKAN BANGUNAN BERSEJARAH DAN PEMULIHANNYA.
7.
SPESIALIS DESAINER INTERIOR
BANGUNAN BERSEJARAH (SEJARAH
PERABOT,
PENERANGAN/ILUMINASI,
FINISHING DAN DEKORASI INTERIOR
8.
KONTRAKTOR YANG AHLI DALAM BIDANG METODE KONSTRUKSI, BAHAN BANGUNAN KONSERVASI SERTA MEMPUNYAI TUKANG
DAN MANDOR YANG BERPENGALAMAN
MENANGANI BANGUNAN TUA.
9.
AHLI GREEN BUILDING
10.
AHLI AKSESBILITAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar