Kamis, 27 Juli 2017

ARSITEKTUR MASJID ( ARMAS )

BAB 1
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
    Masjid merupakan tempat ibadah umat islam, dimana setiap hari nya digunakan untuk sholat wajib 5 waktu, sholat sunah, tadarus, belajar membaca ayat suci al quran dan ibadah-ibadah lainnya yang mendekatkan diri kepada Allah swt, atau  mencari ilmu agama. Tentu ketersediaan keperluan ibadah, seperti air bersih, listrik, mukena, sarung, sa’jadah, selalu disediakan untuk orang-orang yang datang ke masjid. Takmir  dan pengerus, bahkan remaja masjid ikut andil dalam pengelolaan masjid. Kebutuhan-kebutuhan ibadah dan pengelolahan masjid biasanya di dapat dari kotak amal jamaah. Harga kebutuhan yang terus naik di setiap tahunnya, pasti lah tak terasa bagi masjid-masjid yang setiap hari atau setiap sholat lima waktu dilaksanakan banyak jamaah-jamaah yang berdatangan, bagaimana dengan masjid-masjid yang sepi dengan jamaah apalagi kebutuhan pengelolahan berasal dari kotak amal?, ada yang berusaha untuk mencari penghasilan untuk pemasukan keuangan masjid.
    Dalam isu ketahanan energi, haruslah masjid mandiri dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan ibadah setiap hari tidak mengandalkan kotak amal jamaah atau donatur lainnya. Seperti kebutuhan air bersih dan listrik yang setiap hari dibutuhkan.
    Berada di jalan Solo Sragen km 9, dusun kasak, kelurahan sroyo, kecamatan jaten, kabupaten karanganyar. Masjid Absussalam merupakan masjid waqaf dari seorang warga. Seperti hal nya masjid lainnya, kelompok kami akan membuat masjid tersebut menjadi mandiri dalam hal ketahanan energy, seperti air bersih dan listrik, serta masalah-masalah yang terjadi di masjid, seperti ketika kemarau melanda, sumber air masjid mengering, tidak hanya dikarenakan musim kemarau, pabrik-pabrik yang berdiri di sekitar masjid memiliki kedalam sumur yang sangat dalam, sehingga air-air tersedot ke dalam sumur pabrik. Dampaknya tak hanya masjid, masyarakat-masyarakat yang berdekatan dengan pabrik terkena imbasnya. Sehingga, bagaimana caranya kami membuat masjid Abdussalam mandiri terhadap ketahanan energi dan dapat membantu masyarakat dalam hal ketahanan energi.



BAB II
File auto CAD             I DOWNLOAD I
File sketchup              I DOWNLOAD I




BAB III
A.     Pengenalan masjid
Masjid Abdusalam terletak di dusun Kasak kelurahan Sroyo kecamatan Jaten kabupaten Karanganyar. Sebelum didirikan masjid, merupakan sebuah tanah kosong yang dimiliki oleh salah satu masyarakat dusun Kasak yang terletak tidak jauh dari masjid abdusalam. Kemudian diwaqafkan tanah untuk tempat ibadah umat islam. Masjid abdusalam mentargetkan minimal dapat menampung jamaah dusun kasak yang berjumlah 5 RT. Kebutuhan air bersih menggunakan sumur galian kemudian di pompa. Kebutuhan listrik dari PLN. Tempat parkir berada di lahan warga.

B.     Peran masjid dalam mengatasi isu.
Secara umum masjid digunakan untuk melaksanakn ibadah sholat lima waktu, belajar membaca alquran, solat sunnah, tadarus dan lain lain sehingga kebutuhan masjid untuk para jamaah umat islam haruslah tersedia. Kebutuhan yang di setiap tahun harga selalu naik. Masjid haruslah mandiri dalam mencukupi kebutuhan untuk ibadah.
Masjid abdusalam memiliki masalah tentang air dan listrik untuk mengatasi permasalahan dengan membuat sumur dalam
listrikan.
C.     Solusi arsitektur
Dalam musim kemarau masjid akan kekurangan air untuk kebutuhan masjid. Solusi masalah air ini masjid abdusalam akan memperdalam sumur yang pada intinya akan sama dengan kekuatan sumur dalam pabrik sehingga sumur di masjid abdusalamtidak mempunyai masalah kekeringan air di saat setiap tahun musim kemarau.
Di area masjid abdusalam teterdapat beberapa pabrik , masjid abdusalam pun juga mempunyai masalah air limbah yang berdampak air di masjid abdusalam menjadi keruh dan bau yang tidak sedap. Solusi air limbah ini yaitu masyarakat menegor pihak pabrik bahwa limbah pabrik mencemarkan lingkungan di masjid abdusalam
Kabupaten karanganyar di tahun 2015 mempunyai agenda yaitu hemat listrik yaitu akan mengadakan pemadaman listrik di area tertentu. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu masjid abdusalam akan mendirikan pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga matahari. Masjid abdusalam akan membangun kincir angin juga di area masjid abdusalam dan di atap masjid abdusalam juga akan terdapat panel surya untuk pembangkit listrik tenaga matahari. Kincir angin dan panel surya tersebut akan menyiman listrik yang di simpan di suatu rungan tertentu. Dan listik cadangan tersebut akan di gunakan atau berfungsi jika ada pemadaman listrik.



BAB II
Microsoft excel           I DOWNLOAD I



LAMPIRAN
Masjid ataupun mesjid adalah tempat ibadah bagi umat Islam, masjid memiliki arti/makna tempat sujud. Allah SWT banyak membahas tentang masjid di Al-Quran, dan di Al-Quran Allah SWT hanya menyebut 2 masjid saja, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Ini dikarenakan kedua masjid ini memang istimewa dan tempat yang suci.

Berikut adalah ayat-ayat yang membahas tentang masjid.

1. Surah At-Taubah : 17
Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.

Pada ayat ini dengan jelas Allah Swt. mengatakan bahwa Dia tidak menerima amal perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, sekalipun secara lahir mereka seperti beribadah kepada Allah yaitu dengan memakmurkan masjid. Sangatlah tidak pantas kalau mereka ini menjadi orang yang memakmurkan masjid. Kenapa? Li anna al-’ibaadata ta’biiru ‘alal ‘aqidah (ibadah merupakan ekspresi daripada aqidah seseorang). Artinya, kalau aqidah seseorang salah, maka segala macam ibadah yang dilakukannya tidak sah dan tidak akan diterima oleh Allah Swt., sekalipun secara fisik ibadahnya kelihatan benar.


2. Surah At-Taubah : 18
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Orang yang pantas menjadi pentakmir masjid:
a)        Orang yang melazimkan shalat di masjid.
Pentakmir masjid secara bahasa menjalankan dengan ikhlas dalam mengurus masjid. Pentakmir masjid bisa laki-laki maupun perempuan, bahkan ibu Nabi Isa allaihi salam adalah dari golongan keluarga yang memakmurkan masjid.
b)        Orang yang takut kepada Allah Subhana wata`alla dan istiqomah.

3. Surah At-Taubah : 107
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).

(Dan) di antara mereka yang munafik itu (ada orang-orang yang mendirikan mesjid) jumlah mereka ada dua belas orang, semuanya orang-orang munafik (untuk menimbulkan kemudaratan) kepada orang-orang mukmin di mesjid Quba (dan karena kekafiran) karena mereka membangun mesjid itu berdasarkan perintah dari Abu Amir seorang rahib, dimaksud supaya menjadi basis pangkalan baginya dan bagi orang-orang yang berpihak kepadanya. Sedang ia (Amir) pergi untuk mendatangkan bala tentara Kaisar Romawi guna memerangi Nabi saw. (dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin) yang biasa salat di mesjid Quba, diharapkan sebagian dari orang-orang mukmin melakukan salat di mesjid mereka (serta menjadi tempat pemantauan) yakni tempat untuk memantau (bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu) sebelum mesjid dhirar ini dibangun; yang dimaksud adalah Abu Amir tadi dan para pembantunya. (Mereka sesungguhnya bersumpah, "Tiada lain) (kami menghendaki) dari pembangunan mesjid ini (hanyalah) untuk pekerjaan (yang baik semata.") yaitu berlaku belas-kasihan terhadap orang-orang miskin dalam musim hujan dan musim panas, serta memberikan tempat persinggahan bagi kaum Muslimin. (Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta) dalam sumpahnya. Mereka pernah meminta kepada Nabi saw. supaya melakukan salat di dalam mesjidnya itu, akan tetapi kemudian turunlah firman Allah berikut ini, yaitu:


4. Surah Al-Hajj : 40
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah." Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan keadaan orang-orang yang diizinkan berperang itu. Orang-orang musyrik Mekah telah melakukan tindakan yang tidak berperikemanusiaan terhadap kaum Muslimin. Mereka disiksa. dianiaya, disakiti dan sebagainya, bukanlah karena sesuatu kesalahan atau kejahatan yang telah mereka perbuat, tetapi semata-mata karena mereka telah berkeyakinan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah, selain Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka tidak mempercayai lagi kepercayaan nenek moyang mereka. Mereka telah berserah diri kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dan mereka telah menjadi orang-orang muslim.

5. Surah An-Nuur : 43
Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,

(Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan) menggiringnya secara lembut (kemudian mengumpulkan antara bagian-bagiannya) dengan menghimpun sebagiannya dengan sebagian yang lain, sehingga yang tadinya tersebar kini menjadi satu kumpulan (kemudian menjadikannya bertindih-tindih) yakni sebagiannya di atas sebagian yang lain (maka kelihatanlah olehmu air) hujan (keluar dari celah-celahnya) yakni melalui celah-celahnya (dan Allah juga menurunkan dari langit). Huruf Min yang kedua ini berfungsi menjadi Shilah atau kata penghubung (yakni dari gunung-gunung yang menjulang padanya) menjulang ke langit; Min Jibaalin menjadi Badal daripada lafal Minas Samaa-i dengan mengulangi huruf Jarrnya (berupa es) sebagiannya terdiri dari es (maka ditimpakannya es tersebut kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Hampir-hampir) hampir saja (kilauan kilat awan itu) yakni cahayanya yang berkilauan (menghilangkan penglihatan) mata yang memandangnya, karena silau olehnya.

6. Surah Al-Baqarah : 114
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.

(Dan siapakah yang melarang menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya) misalnya salat dan bertasbih (dan berusaha untuk merobohkannya) baik dengan jalan meruntuhkan mesjid itu maupun dengan menggagalkan orang untuk mengunjungi dan memasukinya. Ayat ini turun menceritakan perbuatan orang-orang Romawi yang telah merobohkan Baitulmakdis atau orang-orang musyrik Mekah yang menghalang-halangi Nabi saw. ketika mengunjungi Baitullah pada tahun perjanjian Hudaibiah. (Mereka itu tidak sepatutnya memasukinya kecuali dengan rasa takut). Kalimat ini kalimat berita dengan arti perintah, artinya ancamlah mereka itu dengan jihad, sehingga tidak seorang pun masuk ke dalamnya dengan rasa aman. (Mereka di dunia mendapat kehinaan) atau kenistaan disebabkan terbunuh, ditawan atau membayar upeti (dan di akhirat mereka mendapat siksa yang besar) neraka.

7. Surah At-Taubah : 108
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.

Janganlah engkau, Muhammad, melakukan salat di masjid itu selamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan untuk mencari keridaan Allah sejak pertama kalinya, seperti masjid Qubâ', adalah masjid yang layak dijadikan tempat untuk melakukan syiar-syiar keagamaan. Di dalam masjid itu terdapat orang-orang yang suka menyucikan jiwa dan raga mereka dengan melaksanakan ibadah yang benar. Allah mencintai dan memberi pahala kepada orang-orang yang mendekatkan diri dengan menyucikan jiwa dan raga.

8. Surah Al-Baqarah : 187
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

Allah telah menghalalkan bagi kamu sekalian menggauli istri pada malam hari di bulan puasa sebagai suatu bentuk keringanan, karena sulit bagi kalian menjauhi mereka, dan pertemuan kalian dengan mereka dalam keseharian hampir tak bisa dihindarkan. Allah mengetahui bahwa kalian sebelumnya merasa bersalah dan, karenanya, kalian mengharamkan menggauli istri pada malam hari puasa. Allah telah mengampuni sikap berlebih-lebihan yang kalian lakukan itu. Kini, setelah penghalalan itu menjadi jelas, pergaulilah istri- istri kalian itu, makan dan minumlah pada malam Ramadan hingga muncul cahaya fajar yang berbeda dengan kegelapan malam--sebagaimana jelas perbedaannya antara benang putih dengan benang hitam. Apabila fajar terbit, maka berpuasalah dan sempurnakanlah puasa itu hingga matahari terbenam. Jika berpuasa merupakan ibadah yang harus diisi sebaik mungkin dengan menahan hawa nafsu dan tidak menggauli istri di siang hari, maka demikian halnya dengan iktikaf (i'tikâf) di masjid. Iktikaf merupakan ibadah yang, jika seseorang berniat melaksanakannya, harus dilakukan sepenuh hati dan dengan tidak menggauli istri. Dalam puasa dan iktikaf itu ada batas-batas yang telah Allah syariatkan. Maka peliharalah batas-batas itu. Janganlah kalian mendekatinya agar tidak melanggar batas-batas itu. Allah telah secara gamblang menjelaskan hal ini kepada manusia agar mereka menaati-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

9. Surah Al-Jinn : 18
Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.

terdapat suatu riwayat yang mengemukakan bahawa jin berkata kepada Nabi Muhammad s.a.w.: "Ya Rasulullah, izinkanlah kami sembahyang berjemaah bersamamu di masjidmu ini." Maka, Allah menurunkan ayat ini (Surah al Jin: 72: 18) sebagai penjelasan bahawa masjid itu hanyalah kepunyaan Allah s.w.t. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Salleh dari Ibnu Abbas)

10. Surah An-Nisaa’ : 43
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.

Allah melarang orang-orang yang beriman untuk menjalankan shalat sedangkan mereka dalam keadaan mabuk. Demikian juga orang yang dalam keadaan junub dilarang untuk mendekati tempat shalat (masuk masjid), apalagi shalat, kecuali mereka sudah mandi janabat. Dalam keadaan junub mereka hanya boleh lewat saja, tidak boleh berdiam diri atau duduk-duduk di dalamnya.

Allah juga menerangkan bahwa dalam keadaan sakit, seseorang boleh menggunakan debu untuk tayammum sebagai ganti wudlu, apabila sakitnya akan bertambah parah jika terkena air. Atau juga orang yang safar, berhadats kecil (setelah buang air kecil atau besar), atau orang yang “menyentuh perempuan” boleh bertayammum tatkala tidak ada air. Bertayammum adalah dengan mengusapkan debu tersebut ke wajah dan kedua tangan. Allah mensyariatkan tayammum ini karena Allah Maha pengampun dan Maha Pemaaf.

11. Surah Al-A’raaf : 31
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

(Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah) yaitu buat menutupi auratmu (di setiap memasuki mesjid) yaitu di kala hendak melakukan salat dan tawaf (makan dan minumlah) sesukamu (dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).

12. Surah Al-Israa’ : 7
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

Kemudian Kami katakan (Jika kalian berbuat baik) dengan mengerjakan ketaatan (berarti kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri) karena sesungguhnya pahala kebaikan itu untuk diri kalian sendiri (dan jika kalian berbuat jahat) dengan menimbulkan kerusakan (maka kejahatan itu bagi diri kalian sendiri) sebagai pembalasan atas kejahatan kalian. (Dan apabila datang saat hukuman) bagi kejahatan yang (kedua) maka Kami kembali mengutus mereka (untuk menyuramkan muka-muka kalian) untuk membuat kalian sedih karena terbunuh dan tertawan hingga pengaruh kesedihan itu dapat terbaca dari roman muka kalian (dan mereka masuk ke dalam mesjid) yakni Baitulmakdis untuk menghancurkannya (sebagaimana musuh-musuh kalian memasukinya) dan menghancurkannya (pada kali pertama dan untuk menghancurkan) untuk mengadakan pembinasaan (terhadap apa saja yang mereka kuasai) yang dapat mereka kalahkan (dengan penghancuran habis-habisan) dengan pembinasaan yang sehabis-habisnya. Ternyata mereka melakukan kerusakan untuk kedua kalinya, yaitu dengan membunuh Nabi Yahya. Maka Allah mengirimkan untuk membinasakan mereka Raja Bukhtanashar. Raja Bukhtanashar akhirnya membunuh ribuan orang dari kalangan mereka dan menahan anak cucu mereka serta memporak-porandakan Baitulmakdis.




FOTO FOTO

 I































download I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar